Banda Aceh – Selama gelaran Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024, Masjid Raya Baiturrahman yang terletak di Banda Aceh menjadi destinasi yang diminati wisatawan, baik domestik maupun dari luar negeri.
Kunjungan ke masjid yang menjadi ikon tanah rencong ini pun tidak hanya didominasi oleh masyarakat Muslim, tetapi juga menarik perhatian pengunjung non-Muslim.
Salah seorang atlet cabang olahraga (cabor) dayung asal Sulawesi Tenggara, Selvi, mengungkapkan kekagumannya terhadap arsitektur Masjid Raya Baiturrahman. Meski tidak berhijab, ia merasa nyaman bisa mengunjungi masjid dan sangat menghargai aturan yang berlaku.
“Masjidnya sangat bagus, masyarakat di sini juga cukup ramah. Soal aturan syariat Islam bagi saya tidak terganggu. Kalau mau masuk ke Masjid Baiturrahman, tidak boleh celana pendek dan harus mengenakan hijab yang disediakan oleh pengurus masjid. Menurut saya, itu sangat toleran,” kata Selvi.
Dirinya pun sangat terkesan dengan toleransi dan sambutan hangat yang diberikan. Momentum ini diharapkan dapat menjadikan Masjid Raya Baiturrahman sebagai simbol toleransi dan keberagaman di tengah kemegahan Aceh sebagai tuan rumah PON XXI 2024.
Sementara itu, Kepala UPTD Masjid Raya Baiturrahman, Saifan Nur, mengatakan pihaknya tidak membatasi kunjungan hanya untuk Muslim.
Katanya, semua pengunjung juga bisa masuk hingga ke bagian pelataran masjid untuk menikmati keindahan arsitektur atau sekadar berfoto.
Untuk melayani tamu non-Muslim atau wisatawan yang berpakaian tidak sesuai syariat Islam, sambung Saifan, pihaknya telah melakukan persiapan dengan menyediakan jubah untuk menutupi aurat.
“Kita di Masjid Raya ini tetap mempertahankan citra bahwa kami masih melarang non-Muslim untuk memasuki bagian dalam masjid. Namun, kami masih mengizinkan non-Muslim untuk mengelilingi pelataran masjid guna melihat keindahan fisik Masjid Raya Baiturrahman. Kami juga memastikan bahwa mereka bisa memasuki lingkungan masjid ini, dan kami sudah menyiapkan jubah untuk tamu non-Muslim,” kata Saifan. (Munzir)