Banda Aceh – Dari kejauhan tampak jelas kedua telapak tangan Syaikah Surastri Ardani menghapus air mata haru dan bangga usai pertandingan serta pengumuman perolehan medali emas pada cabang olahraga layar putri PON XXI Aceh-Sumut.
Rekan satu timnya pun terlihat memeluknya erat sembari mengucapkan selamat atas perolehan medali emas pada pertandingan cabang olahraga layar putri yang berlangsung di lepas Pantai Gampong Jawa, Banda Aceh, Senin (16/09/2024).
Pelukan haru serta ucapan selamat datang silih berganti dari rekan lainnya. “Selamat ya… selamat… ya. Kami bangga padamu atas perolehan medali emas,” ucap Ismail, yang diketahui sebagai Pelatih Cabor Layar dari Sulawesi Selatan (Sulsel), sembari mengulurkan tangannya kepada peraih medali emas tersebut.
“Prestasi ini tidak hanya membuat dirimu bahagia, keluargamu, kita semua, dan khususnya daerah kita juga pasti ikut bahagia. Selamat atas capaian yang membanggakan ini,” ujar Pelatih Cabor Layar tersebut kepada anak didiknya.
Diketahui, pada hari kelima (Senin, 16/09/2024) pertandingan cabang olahraga layar putri, Sulsel menurunkan empat atlet meliputi kelas Techno IQ Foil, INT 470, Optimist, dan ILCA 4.
“Syukur Alhamdulillah, hari ini kita berhasil meraih semua medali pada kelas ILCA 4—emas, perak, dan perunggu,” ujar Ismail.
Pelatih Cabor Layar menyampaikan bahwa ia bersama sejumlah pendamping dan para atlet yang berjumlah 11 orang sudah tiba di Aceh sejak pertengahan Agustus dan terus berlatih untuk menguasai lokasi pertandingan.
“Jumlah atlet layar dari Sulsel semuanya ada 11 orang, dan mereka turun pada beberapa kelas,” sebutnya.
Ismail juga mengutarakan bahwa di beberapa provinsi di Indonesia, cabang olahraga layar belum begitu diminati oleh masyarakat. Hal tersebut disebabkan oleh mahalnya sejumlah peralatan.
“Jika tidak ada dukungan dari pemerintah, agak berat. Karena peralatan layar ini tergolong mahal dan semua peralatan layar masih impor dari beberapa negara,” kata Ismail.
Ismail juga menyebutkan bahwa harga perahu layar tergantung kelasnya. Jika kelas internasional ILCA 470, harga perahunya mencapai 800 juta rupiah dan semuanya impor.
“Kalau perahu yang kita gunakan pada kelas internasional ini diimpor dari Selandia Baru, dan layarnya dari Jepang,” ujar Ismail sembari menunjukkan branding peralatan layar.
Artinya, harga peralatan layar sesuai kelas dan kualitasnya berkisar antara 50 juta hingga 800 juta rupiah.
Syaikah Surastri Ardani Raih Emas
Atlet cabang olahraga layar dari Sulawesi Selatan (Sulsel), Syaikah Surastri Ardani (16), turun pada kelas ILCA 4 putri dan berhasil memperoleh medali emas pada laga terakhir perlombaan tersebut. Ini merupakan pertandingan penutup pada even PON XXI Aceh-Sumut di Pantai Gampong Jawa, Banda Aceh.
“Ya kak, Alhamdulillah dapat emas, dan ini satu-satunya perolehan medali emas pada cabang layar,” kata Syaikah Surastri Ardani saat dimintai komentarnya.
Atlet putri tersebut mengakui senang bisa tampil memuaskan serta membawa harum nama daerahnya di kancah nasional.
“Terima kasih banyak kepada pelatih, rekan-rekan semua, dan Pemerintah Sulsel yang telah memberikan dukungan penuh kepada kami,” ujar Syaikah.
Pada kesempatan itu, siswa SMAN 4 Makassar tersebut juga menyampaikan bahwa berlayar di lepas Pantai Gampong Jawa, Banda Aceh, tidaklah mudah. Pasalnya, cuaca tergolong ekstrem dan sering berubah-ubah.
“Cuacanya ekstrem. Saat cuaca bagus tiba-tiba angin bisa sangat kencang. Ini sangat menantang para pelaut,” akuinya.
Sebelum turun bertanding, Syaikah mengaku sudah diingatkan beberapa tips oleh pelatih, di antaranya selalu waspada saat terjadi perubahan cuaca seperti badai dan gelombang tinggi.
“Yang penting adalah semangat dan optimisme. Kami terus didampingi pelatih agar lebih sigap saat cuaca ekstrem,” tuturnya.
Untuk diketahui, cabang olahraga layar hari ini merupakan yang terakhir digelar pada PON XXI Aceh-Sumut yang digelar di Pantai Gampong Jawa, Banda Aceh. Dari hari ini, jumlah kelas yang dipertandingkan meliputi INT 470, INT 420, Optimist, ILCA, dan Techno IQ Foil.